masjid di dusun 1 Peore, desa Sausu Peore |
Sausu asal kata dari bahasa bahasa bare’e yang artinya
satu tulang rusuk (sausu), pada awal
mulanya di namakan daerah Manggalapi yang menurut keyakinan masyarakat yaitu
satu waktu ada seorang laki-laki yang bernama Minasari di turunkan ilham oleh Allah SWT yang muncul
di atas batu Manggalapi. Berdiri pada tahun 1090, Pada saat itu daerah
Manggalapi (sausu) belum ada air maka
Minasari mengambil tulang rusuk babi lalu di seret di atas tanah dari arah
selatan ke arah utara maka terjadilah aliran air yang mengalir yang disebut
dengan Sungai Sausu.
Pada abad XIII daerah Sausu merupakan kerajaan besar yang di pimpin oleh seorang raja JOUGUGU (raja), yang juga di dampingi para pejabat-pejabatnya yang teridiri dari Gatara (Pengadilan), Babato (Pengusul), Mayori (Kepala Perang), Ukumi (Tuan Tanah), Ulea (Penasehat dari anggota adat), Parangga Payu (Pelindung dalam musyawarah adat), Kapitalu (Rapat tidak dapat dilaksanakan sebelum ada si Kapitalu) dan Pubisara (Juru bicara). Adat dalam bahasa Sausu dengan istilah adat siompole yaitu dengan arti sembilan panggal. Setelah kemerdekaan dari penjajahan Belanda sekitar 1090-an daerah Sausu sudah terbahagi menjadi 4 Desa yang sisa kerajaan yaitu: Desa Balinggi, Desa Sungai Sausu, Desa Tojo dan Desa Tatari.
Desa Sausu Peore merupakan daerah jajahan Belanda yang
juga menjadi daerah yang pertama di tempati masyarakat, pada saat itu yang
dimaksud Desa Sausu Peore yaitu daerah yang sekarang berada di dusun 2 sausu
(Sausu Bawah ), sementara warga yang mendiami pada saat itu adalah warga Sausu
asli yang beragama islam dan Suku Kaili Desa Sausu Peore merupakan termasuk
masyarakat (pendatang) yang berasal dari daerah lain. Pada awal tahun 1973 Desa
Sausu Peore termasuk daerah transmigasi dari daerah Bali dan Jawa yang mayorias
beragama Hindu. Awalnya Desa Sausu Peore terdiri 10 dusun, dan tahun 2002 di mekaran
menjadi 2 desa dan kini Desa Sausu Peore tinggal terdiri dari VII dusun. Selama berdirinya Desa Sausu Peore hingga menjadi kini, desa Sausu Peore telah 19 kali
pergantian kepala desa yaitu sekitar dari tahun 1091 di pimpin oleh Minasari dan yang sekarang tahun 2008 di pimpin oleh Abdul Sahid Hi Pabite (2008).
Pada abad XIII daerah Sausu merupakan kerajaan besar yang di pimpin oleh seorang raja JOUGUGU (raja), yang juga di dampingi para pejabat-pejabatnya yang teridiri dari Gatara (Pengadilan), Babato (Pengusul), Mayori (Kepala Perang), Ukumi (Tuan Tanah), Ulea (Penasehat dari anggota adat), Parangga Payu (Pelindung dalam musyawarah adat), Kapitalu (Rapat tidak dapat dilaksanakan sebelum ada si Kapitalu) dan Pubisara (Juru bicara). Adat dalam bahasa Sausu dengan istilah adat siompole yaitu dengan arti sembilan panggal. Setelah kemerdekaan dari penjajahan Belanda sekitar 1090-an daerah Sausu sudah terbahagi menjadi 4 Desa yang sisa kerajaan yaitu: Desa Balinggi, Desa Sungai Sausu, Desa Tojo dan Desa Tatari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar