Pages

Kamis, 26 Januari 2012

mengetahui rendamen karbohidrat


PERCOBAAN I
KARBOHIDRAT
I.         Tujuan Percobaan
1.    Menghitung dan mengetahui rendamen amilum yang terdapat pada umbi-umbian
2.    Untuk mengidentifikasi amilum yang diperoleh.
II.      Tinjauan Pustaka
Karbiohidrat berfungsi sebagai penyedia energi yang utama. Protein dan lemak berperan sebagai sumber energi bagi tubuh kita, tetapi karena sebagian besar makanan kita terdiri dari karbohidrat, makan karbohidrat yang terutama sebagai sumber energi tubuh. Amilum atau pati, sellulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yag penting dalam kehidupan manusia. Karbohidrat berasal dari bahasa karbon dan hidrat sehingga disebut hidrat dan karbon. Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)n yang pada umunya harga n = m. Karbohidrat merupakan kelompok besar senyawa polihidroksi aldehid dan polihidrosi keton atau senyawa-senyawa yang dapat diihidrolisis menjadi polihidroksi aldehida dan polihidroksi keton (Wahyudi, 2008)
Menurut Aryulina (2003), di alam karbohidrat merupakan hasil fotosintesis dari karbon dioksida (CO2) dan uap air (­H­2O) dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui proses fotosintesis. Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang berfungsi sebagai sumber energi bagi organisme heterotrof (makhluk hidup yang memiliki sumber energi dari senyawa organik yang terdapat pada lingkungannya). Karbohidrat merupakan suatu molekul yang tersusun dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Dari gugus gula penyusunya, karbohidrat dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1.      Monosakarida (C6H12O6) merupakan karbohidrat yang terdiri dari satu gugus gula (glukosa). Monosakarida memiliki rasa manis dan mudah larut dalam air. Contohnya adalah heksosa, glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa.
2.      Disakarida (C12H22O11)n adalah karbihidrat yang terdiri dari dua gugus gula. Disakarida juga memilikirasa manis dan mudah larut dalam air. Contohnya adalah laktosa (gabungan antara glukosa dan galaktosa), sukrosa (gabungan antara glukosa dan fruktosa), dan maltosa (gabungan antara dua glukosa).
3.      Polisaka rida adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus gula. Polisakarida biasanya tidak berasa dan sukar larut dalam air. Contohnya adalah amilum yang tersusun dari 12-16 gugus gula, dan selulosa, pektin, lignin, serat kitin yang tersusun dari ratusan hingga ribuan gugus gula dengan tambahan senyawa lain.
Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid yang merupakan polimer dari monosakarida dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Di alam karbohidrat merupakan hasil sintesis dari molekul CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun yang disebut dengan proses fotosintesis. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi makhluk hidup. Ada tiga bentuk senyawa karbohidrat yang terpenting yaitu : amilum / pati, selulosa, dan glikogen (Tim dosen kimia, 2011).
Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagi aldehid atau keton), dan banyak gugus hidroksi lainnya. Pada awalnya istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang atom karbonya tampak terhidrasi oleh molekul air, namun demikian terdapat pula karbohidrat yang tdak memiliki rumus demikian dan adapula yang mengandung nitrogen, fosfor atau sulfat. Banyak molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, glaktosa dan fruktosa, banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang disebut polisakarida, misalnya pati dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, juga terdapat disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan olisakarida (rangkaian beberapa monosakarida0 (Anonim, 2011).
III.        Metodologi
3.1.     Alat
1.      Neraca ohaus
2.      Gelas ukur 100 mL
3.      Gelas kimia 100 mL
4.      Batang pengaduk
5.      Pisau
6.      Kaca arloji
7.      Parutan
8.      Sendok
9.      Oven
10.  Pipet tetes
11.  Kain saring
12.  Neraca analitik

3.2.     Bahan
1.      Jagung
2.      Sagu
3.       Kentang
4.      Ubi kayu
5.      Aquadest
6.      Larutan iodium 1 %

3.3.       Prosedur Kerja
a.         Pemisahan amilum (pati)
1.      Menimbang 125 gr bahan  yang telah dihancurkan dengan menggunakan parutan.
2.      Memasukkan bahan yang telah di hancurkan ke dalam 500 ml gelas kimia, kemudian menambahkan dengan air sebanyak 100 ml dan dihomogenisasikan dengan cara mengaduk cara baik, seanjutnya melakukan penyaringan dengan menggunakan kain saring.
3.      Mendiamkan filtrat yang diperoleh dari hasil penyaringan untuk beberapa saat sampai patinya mengendap (larutan pada bagian atasnya mulai jernih.
4.      Memisahkan endapan dan filtrat dengan cara dekantasi.
5.      Menambahkan endapan yang diperoleh dengan air kemudian mengaduknya setelah itu didekantasi kembali (sebanak 3 kali).
6.      Memindahkan endapan pada kaca arloji yang sbelumnya telah diketahui beratnya.
7.      Mengeringkan endapan yang ada pada kaca arloji di dalam oven dengan suhu 105°C sampai menjadi kering.
8.      Menimbang kaca aroji dan menghitung rendemen dari pati yang diperoleh
9.      Menghitung rendemen  menggunakan rumus
% Rendemen =      x 100%
                                
                  a =  Berat sampel dalam bahan
                  b =  Berat kaca arloji kosong
                  c =  Berat kaca arloji berisi
b.   Uji amilum
1.      Endapan yang diperoleh dari percobaan I, ditetesi dengan larutan iodium 1 %.
2.      Mengamati perubahan warna yang terjadi.







IV.        Hasil Pengamatan

No.
Sampel
Berat (gr)
Warna
a
b
c
1
Sagu
125
23,87
42,72
Biru
2
Ubi kayu
125
24,42
28,65
Ungu
3
Jagung
125
23,86
24,89
Ungu tua
4
Kentag
125
23,82
29
Ungu muda




V.      analisis data
Rumus :
                 %  rendemen =   x 100 %
a.       Sagu
%  rendemen =    x 100 %
 = 15,08 %
b.      Ubi kayu
%  rendemen =    x 100 %
 = 3,38 %

c.       Jagung
%  rendemen =    x 100 %
  = 0,82 %

d.      Kentang
%  rendemen =    x 100 %
                             = 3,71 %




VI.   Pembahasan
Karbohidrat adalah golongan senyawa organik yang paling melimpah di bumi, karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa bila dihidrolisis. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup terutama sebagai bahan makanan (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada hewan dan jamur). Karbohidrat diperoleh dari proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dari tumbuhan, yaitu dengan cara mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat. Kadar karbohidrat pada setiap bahan berbeda-beda. Untuk itulah, dalam percobaan kali ini kami ingin mengetahui banyaknya kandungan yang terdapat dalam beberapa umbi-umbian seperti ubi kayu, kentang, sagu, dan jagung.
Pada perlakuan pertama, yaitu menghaluskan semua sampel/bahan dengan menggunakan parutan. Tujuan dari pemarutan adalah untuk memperhalus daerah serap air pada permukaan sampel, serta untuk mempermudah proses hidrolisis oleh air sehingga amilum mudah didapatkan. Setelah itu, menghancurkan sampel serta menambahkan air, tujuannya untuk melarutkan semua sampel, sehingga mempermudah dalam proses pengendapan, kemudian dilakukan pengadukan untuk menghomogenisasi bahan yang bertujuan agar air dan bahan dapat tercampur rata sehingga mudah untuk disaring. Selanjutnya mengedapkan sampel dengan cara mendiamkan selama beberapa menit (proses dekantasi). Dekantasi ini bertujuan untuk memisahkan antara endapan dan filtratnya dari rendemen yang diperoleh. Endapan yang diperoleh ditambahkan dengan air dan didiamkan untuk memperoleh endapan, hal tersebut dilakukan sebanyak tiga kali. Selanjutnya memindahkan endapanmasing-masing sampel  pada kaca arloji yang telah diketahui beratnya.
Endapan yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C, pemanasan ini dilakukan dengan tujuan untuk  memisahkan endapan dari molekul-molekul air sehingga diperoleh berat murni. Dari keempat sampel yang paling sedikit mengandung pati adalah jagung 1,03 gr dan yang paling banyak adalah sagu 18,85 gr, sedangkan ubi kayu dan kentang masing-masing adalah 4,23 gr dan 4,64 gr. Jagung yang memiliki kandungan pati yang cukup sedikit disebabkan karena kurangnya kehati-hatian pada saat melakukan dekantasi.
Adapun hasil % rendamen yang diperoleh dari tiap-tiap sampel adalah untuk sagu 15,08 %, ubi kayu 3,38 %, jagung 0,82 % dan kentang 3,71 %. Dari hasil tersebut dapat diketahuai bahwa %rendemen amilum yang terkandung dalam umbi-umbin berbeda-beda. Hasil yang diperoleh dari perlakuan tersebut tidak sesuai dengan literatur. Dimana dalam literatur, menurut Anonim (2009), % rendemen sagu adalah 59,8 %, ubi kayu 10,33 %, jagung 60,65 % dan kentang 5,97 %. Hal tersebut disebabkan karena proses dekantasi tidak sempurna, pada saat melakukan dekantasi banyak endapan yang ikut terbawa oleh filtrat sehingga mengakibatkan berat % rendemen dari masing-masing bahan berkurang.
Untuk pengujian amilum digunakan larutan iodium 1 %, hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah sampel tersebut mengandung amilum atau tidak, yang ditandai dengan perubahan warna. Berdasarkan uji iodium, reaksi antara amilum dengan iodium dapat menghasilkan atau membentuk senyawa kompleks berwarna biru tua atau ungu, dimana warna tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk senyawa. Perubahan warna yang diperoleh dari tiap-tiap sampel adalah untuk sagu berwarna biru, ubi kayu berwarna ungu, jagung berwarna ungu tua dan kentang berwarna ungu mudah.










VII.     Penutup
7.1.  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :
1.    Hasil % rendamen dari keempat sampel yang diperoleh yaitu pada ubi kayu 3,38 %, pada kentang 3,71 %, pada sagu 15,08 %, dan pada jagung 0,82 %. Dengan demikian kadar amilum yang paling besar dari keempat bahan adalah rendemen sagu.
2.    Semakin banyak rendamen yang diperoleh dari proses dekantasi maka semakin tinggi kadar rendemen amilum yang diperoleh, begitu sebaliknya.
3.    Untuk mengidenttifikasi amilum yang diperoleh dapat dilakukan dengan cara menambahkan dengan larutan iodium, yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru tua atau ungu.

7.2.  Saran
Sebaiknya bahan-bahan dan alat-atat yang dilaboratorium diperiksa dengan baik karena ada yang sudah tidak layak pakai. Untuk praktikum agar lebih berhati-hati karena akan mempengaruhi hasil  yang memperoleh.















DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Karbohidrat (http://Karbohidrat/Blok.htm). Diakses pada tanggal 22 Oktober 2011
Anonim, 2011. Karbohidrat.(http://www.pssplab.com/journal/03.pdf.karbohidrat). Diakses pada tanggal 23 Oktober 2011.
Bahri. Syaiful, (2009). Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Tadulako Fakultas MIPA: Palu.
Pudjaatmaka, (19920 kimia Universitas jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Respati, (1980). Pengantar Kimia Organik. Aksara Baru: Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar