PERCOBAAN II
LIPID
I.
Tujuan percobaan
1. Menentukan kadar asam lemak bebas (FFA)
yang terdapat pada minyak
2. Menentukan bilangan peroksida pada
minyak
II.
Tinjauan pustaka
Lemak
dan minyak merupakan yang termasuk dalam golongan lipid lemak merupakan
penghasil energi terbesar. Dalam setiap 1gram lemak yang dioksidasi akan
menghasilkan kurang lebih 9,3 kalori. Fungsi lemak yang lain adalah sebagai pelarut vitamin, pelindung
alat-alat tubuh, penahan rasa lapar karena lemak membutuhkan waktu yang lama
untuk dicerna dan sebagai penyedap makanan. Seperti
halnya karbohidrat lemak tersusun atas unsur karbon C, hidrogen (H), oksigen (O) dan kadangkala
ditambah fosfor (P)
serta nitrogen (N). Tidak
seperti karbohidrat dan protein, lemak
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Girinda, 1986).
Asam
lemak juga dapat dibedakan berdasarkan ikatan atom C penyusunnya. Berdasarkan ikatan atom
C penyusunnya pada asam lemaknya terdapat asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
jenuh. Didalam
tubuh lemak mengalami metabolisme. Lemak akan dihidrolisis
menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase. Jika dipecah (hidrolisis) lemak akan
menghasilkan 3 molekul dan satu molekul gliserol, sehingga lemak juga
dikenal sebagai trigliserida (purnomo,
2003).
Stuktur
lipid ditandai oleh relatif kurangnya mengandung oksigen. Lemak hampir semua
terdiri dari karbon (C)
dan hidrogen (H) yang menyebabkannya hidrofobik dan hampir semuanya
tidak dapat bercampur dengan air. Lemak
juga lebih banyak mengandung energi
karena proses oksidasinya lebih jauh dari pada karbohidrat
(Amwila 1992).
Menurut
poedjiadi (1994) asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester
gliserida atau lemak, baik
yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang
mempunyai rantai karbon panjang dengan rumus
O
‖
R- C- OH
Menurut
Wirahadikusumah (1985), beberapa peranan biologi yang penting dari lipid adalah
:
1. Komponen struktur membran.
2. Lapisan pelindung pada beberapa jasad.
3. Bentuk energi cadangan.
4. Komponen permukaan sel yang berperan
dalam proses interaksi antara sel dengan senyawa kimia di luar sel, seperti
dalam proses kekebalan jaringan.
5. Sebagai komponen dalam proses
pengangkutan melalui membran.
III.
Metodologi
3.1
Alat
1.
Erlenmeyer
100 ml
2.
Gelas
ukur 100 ml
3.
Buret
50 ml
4.
Pipet
tetes
5.
Statif
dan klem
6.
Neraca
ohaus
7.
Penangas
air
8.
Corong
9.
Gelas
kimia 100 ml
3.2 Bahan
1. Minyak bimoli
2. Minyak kelapa
3. Minyak VCO (Virgin coconut oil)
4. Minyak zaitun
5. KI jenuh
6. Na2S2O3 0,1 N
7. Asam asetat-kloroform 3:2
8. Etanol 95 %
9. Indikator PP
10. Indikator amilum
11. Larutan NaOH 0,1 N
12. Aquadest
3.3
Prosedur kerja
a. Asam
lemak bebas (FFA)
1. Menimbang sebanyak 10 gram sampel ke
dalam Erlenmeyer 250 ml lalu menambahkan
dengan 25 ml etanol panas dan 3 tetes indikator PP.
2. Mentitrasi sampel dengan larutan NaOH
0,1 N (yang telah distantarisasi)
sampai larutan berwarna pink.
3. Mencatat volume NaOH yang digunakan dan
menghitung %FFA menggunakan rumus :
ml NaOH x N x BM
asam lemak
%FFA
=------------------------------------------------x 100
Berat sampel x
1000
b. Bilangan peroksida (Rancidity)
1.
Menimbang
5 gr sampel ke dalam Erlenmeyer 250 ml lalu menambahkan 30 ml larutan asam asetat kloroform
menggoyang larutan sampai bahan larut semuanya dan menambahkan 0,5 ml KI jenuh.
2.
Menambahkan
selama 1 menit sambil digoyang kemudian menambahkan 30 aquadest.
3.
Menitrasi larutan dengan Na2S2O3
0,1 N sampai warna kuninghampir hilang,
lalu menambahkan 0,5 ml indikator amilum. Melanjutkan titrasi sampai warna biru
hilang.
4.
Bilangan peroksida dinyatakan dalam mili
ekuivalen dari peroksida dalam setiap gram sampel menggunakan rumus :
ml Na2S2O3
x N x 1000
Bilangan
peroksida =-------------------------------------
Berat sampel
IV.
Hasil Pengamatan
4.1 Asam Lemak
No
|
Sampel
|
Volume NaOH
|
Warna
|
1
|
Minyak bimoli
|
0,5 mL
|
Ungu
|
2
|
Minyak kelapa
|
1 mL
|
Ungu muda
|
3
|
Minyak zaitun
|
0,1 mL
|
Pink
|
4
|
Minyak VCO
|
1 mL
|
Pink muda
|
4.3 Bilangan peroksida
No
|
Sampel
|
Volume Na2S2O3
|
Warna
|
1
|
Minya kelapa
|
1,8 mL
|
Keruh
|
2
|
Minyak VCO
|
0,7 mL
|
Keruh
|
3
|
Minyak zaitun
|
42,9 mL
|
Keruh
|
4
|
Minyak bimoli
|
1 mL
|
Keruh
|
V.
Analisis Data
5.1 Asam Lemak bebas (FFA)
Rumus
:
ml
NaOH x N x BM asam lemak
%FFA = ------------------------------------------
x 100
Berat sampel x 1000
1. Minyak bimoli
BM asam lemak (asam oleat) = CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
= (18 x 12) +
(34 x 1) + (2 x 16)
= 216 + 34 + 32
= 282
1,5
ml x 0,1 x 282
%FFA
=--------------------------- x 100
10 gr x 1000
= 0,141
%
2.
Minyak
kelapa kampung
BM asam lemak (asam laurat) = CH3(CH2)10COOH
= 144 + 24 + 32
= 200
1 ml x 0,1 x 200
%FFA =---------------------- x 100
10 gr x 1000
= 0,2 %
3.
Minyak
VCO
BM asam lemak (asam laurat) =
CH3(CH2)10COOH
= 144 + 24 + 32
= 200
1 ml x 0,1 x 200
%FFA = ----------------------- x 100
10 gr x 1000
FFA = 0,2 %
4.
Minyak
zaitun
BM asam palmitat = CH3(CH2)14COOH
= 192+ 32 + 32
= 256
0,1 ml x 0,1 x 256
FFA = -------------------------- x 100
10 gr x 1000
= 0,256 %
5.2 Bilangan peroksida
Rumus:
ml Na2S2O3
x N x 1000
Bilangan
peroksida =--------------------------------
Berat sampel
1. Minyak bimoli
1 ml x
0,1 x 1000
Bilangan
peroksida =--------------------------
2,5
= 40 ml grek/gr
2.
Minyak
kelapa
1,8 ml
x 0,1 x 1000
Bilangan peroksida
=---------------------------
2,5
= 7,2 ml grek/gr
3.
Minyak
zaitun
42,9
ml x 0,1 x 1000
Bilangan
peroksida =------------------------------
2,5
=
17,6 ml grek/gr
4.
Minyak
VCO
0,7
ml x 0,1 x 1000
Bilangan peroksida =----------------------------
2,5
= 28 ml
grek/gr
VI.
Pembahasan
Telah
kita ketahui bahwa senyawa lipida merupakan salah satu senyawa organik yang
berfungsi sebagai sumber energi bagi
tubuh untuk melakukan aktivitas, dan senyawa ini bersifat nonpolar yaitu
senyawa yang tidak larut dalam air. Golongan dari senyawa lipida yaitu lemak
dan minyak, namun dalam percobaan ini yang ingin diketahui adalah kandungan
asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak, yaitu minyak bimoli, minyak kelapa
kampung, minyak VCO dan minyak zaitun.
Dalam
praktikum II yaitu mengenai lipid, yang harus dilakukan pertama yaitu menimbang
sampel yang bertujuan agar minyak yang digunakan sesuai dengan berat sampel
yang dibutuhkan dalam percobaan. Selanjutnya penambahan dengan etanol panas
tujuannya yaitu untuk melarutkan minyak karena etanol panas dapat melarutkan
sedikit minyak, dan penambahan indikator
PP yaitu untuk menunjukan titik akhir titrasi,
kemudian dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N bertujuan untuk menetralkan asam
lemak bebas hasil hidrolisis.
Dari
hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui pengaruh kuantitas minyak
terhadap kadar asam lemak bebas (FFA), yaitu untuk minyak zaitun kadar asam
lemak bebas yang terkandung didalamnya sangat rendah dibandingkan dengan minyak
kelapa kampung,minyak bimoli dan minyak virgin coconut oil (VCO). Minyak bimoli
kadar asam lemak bebas (FFA) yaitu 0,141 %, sedangkan asam lemak bebas yang
terdapat pada minyak kelapa kampung dan minyak VCO sama yaitu 0,2%. Dengan
demikian dapat diketahui pengaruh kuantitas minyak terhadap kadar %FFA, yaitu
semakin tinggi kadar FFA maka kualitas suatu minyak makin buruk, karena kadar
FFA pada minyak sangat dipengaruhi oleh kadar air dan suhu penyimpanan minyak.
Semakin tinggi kadar air dan suhu penyimpanan, memungkinkan minyak teroksidasi
dan menurunkan kadar FFA suatu minyak yang biasanya berbau tengik.
Telah dijelaskan bahwa kadar asam lemak bebas (FFA) yang terdapat
dalam minyak kelapa kampung dan minyak VCO sama yaitu 0,2 %, karena minyak
kelapa kampung dan minyak VCO komposisi dasar minyak ini adalah kelapa sehingga
kandungan asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak tersebut sama.
Berdasarkan
percobaan didapatkan kadar asam lemak bebas pada masing-masing sampel yaitu
pada minyak bimoli 0,141%, minyak
kelapa 0,2% dan minyak saitun 0,0256%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur, karena menurut
literatur (Anonim, 2008)
kadar asam lemak bebas (FFA) pada minyak bimoli 2%, minyak kelapa 5%, dan minyak saitun 1,8%. Hal ini mungkin
disebabkan oleh pengaruh kuantitas minyak terhadap kadar-kadar asam lemak
bebas. Namun
pada minyak VCO hasil yang diperoleh sesuai dengan literatur yaitu 0,2% karena
dalam literatur (Timoti,2005) kadar asam lemak bebas (FFA) pada minyak VCO
yaitu 0,2%. Berdasarkan hasil percobaan ini, maka kita ketahui bahwa minyak yang
paling baik adalah minyak zaitun karena kadar asam lemak bebas (FFA) yang
terkandung sedikit. Sedangkan menurut anonim (2011)
minyak yang paling baik adalah minyak VCO. Hal ini tidak sesuai
dengan literatur. Ketidaksesuaian
ini mungkin disebabkan kurang teliti praktikan ketika melakukan percobaan.
Pada
percobaan pengujian bilangan oksidasi perlakuan pertama yaitu menimbang 5 gram
sampel kedalam Erlenmeyer sampel tersebut direaksikan dengan larutan asam
asetat. Kloroform tujuannya untuk melarutkan minyak dalam larutan
kemudian ditambahkan dengan larutan 0,5 ml KI jenuh tujuannya adalah untuk
mengetahui jumlah bilangan peroksida yang ada dalam minyak. Selanjutnya
didiamkan selama 1 menit kemudian ditambahkan dengan aquadest sehingga akan
terbentuk misel-misel pada larutan minyak. Masing-masing larutan kemudian
dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna
kuningnya hampir hilang tujuannya adalah untuk penentuan bilangan peroksida.
Selanjutnya
setelah dititrasi semua larutan ditambahkan dengan larutan indikator amilum tujuannya
adalah untuk menyerap iodin yang dibebaskan yang ditandai dengan perubahan
warna menjadi biru. Hal ini disebabkan karena didalam minyak tidak terdapat
amilum atau pati. Hal ini juga menandakan bahwa iodin tidak dapat diserap oleh
amilum , sehingga warnanya tidak berubah menjadi biru. Terkecuali untuk minyak
bimoli warnanya berubah menjadi biru, tetapi tidak stabil. Hal ini menunjukan
bahwa pada larutan iodine terserap oleh amilum.
Bilangan
peroksida digunakan untuk menganalisis sifat fisika dan kimia dari minyak. Nilai peroksida
yang diperoleh dari masing-masing sampel
yaitu Minyak
bimoli 40, Minyak
kelapa 72, Minyak
zaitun 17,6 dan Minyak VCO 28. Dari data yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah ml Na2S2O3
yang digunakan maka semakin besar pula nilai bilangan peroksida yang
didapatkan.
VII.
Penutup
7.1 Kesimpulan
1) Lemak dan minyak merupakan kelompok
lipid yang tidak larut dalam air
tetapi larut dalam pelarut organik non polar.
2) Minyak atau lemak apabila mengalami
oksidasi maka senyawa peroksida yang dihasilkan akan meningkat.
3) Semakin banyak jumlah ml NaS2O3
yang digunakan,maka semakin besar pula nilai bilangan peroksida yang
didapatkan.
4) Pengaruh asam lemak bebas (FFA) pada
minyak yaitu semakin kecil kadar asam lemak bebas (FFA) maka semakin baik
kualitas minyak sedangkan pengaruh bilangan peroksida pada miyak yaitu semakin
tinggi bilangan peroksida maka semakin rendah kualitas minyak demikian pula
sebaliknya.
7.2
Saran
Dalam
praktikum diharapkan ketelitian dalam melaksanakan praktikum, agar tidak
terjadi kesalahan. Oleh sebab itu kerjasamanya dalam praktikum ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Amwila. 1992. Biokimia
Nutrisi dan metabolisme. California state university. Fulerton.
Girindra,A. 1986. Biokimia
I. Gramedia. Jakarta.
Purnomo. 2002. Struktur
Komposisi Gizi. Fakultas Biolog Gadjahmada. Yogyakarta.
Poedjiadi,A. 1994. Dasar-dasar
Biokimia. VI-press. Jakarta
Raharjo,S.B. 2007. Kimia
Untuk Kelas XII SMA dan MA. Wangsa Jatra Lestari.Solo.
Wirahadikusunmah,
Muh. 1985, Metabolisme energi,
karbohidrat dan lipid, ITB, Bandung.
min, itu berat sampel dikali 1000 dari mana min? karena di jurnal lain ada dikali 10 dan ada juga yang cuma dibagi berat sampel aja min
BalasHapustolong penjelasannya min